Saturday, January 7, 2017

3 Tips menjelajah alam - Itinerary Yogya hari kedua

Kalau malam sebelumnya hujan hingga pk. 20 lalu berhenti, maka hampir bisa dipastikan kita akan mendapatkan kabut bagus di pagi harinya. Walaupun tidak selalu matahari terbit berpihak kepada kita, asalkan terangnya muncul di antara samudra kabut, pemandangan sudah cukup menyenangkan.

Untuk mendapatkan liburan yang maksimal ketika mengunjungi objek wisata alam kita harus memperhatikan beberapa hal:


1. Sesuaikan itinerary dengan cuaca hari itu. Periksalah ramalan cuaca. Manfaatkan hari-hari cerah untuk pergi ke alam dan berkuliner, shopping, ngopi di mall ketika hujan. Selain itu, pergilah sepagi mungkin karena biasanya hujan baru hadir di siang atau sore hari. Pagi itu indah karena kita bisa mendapatkan kabut dan sunrise.

2. Cari tahu waktu yang tepat untuk pergi ke suatu tempat. Tempat-tempat tertentu akan indah maksimal ketika sunrise atau sunset. Kita mendapatkan pancaran sinar matahari di dalam goa justru ketika tengah hari (jika lubangnya dari atas). Berfoto underwater di umbul sebaiknya agak siang, di atas pk. 9 pagi supaya tidak terlalu dingin dan sudah cukup terang. Jangan kehilangan moment ketika dia sedang cantik-cantiknya karena kecantikan bisa sangat menakjubkan.

3. Waktu yang pas untuk berfoto outdoor di pantai, sawah, danau dll adalah setelah subuh hingga 09.00 atau sore setelah pk 15 agar cahaya mataharinya masih kekuningan dan soft. 

Itinerary hari ke-dua.

03.15     Bangun
03.40     Berangkat ke Punthuk Setumbu
05.00     Tiba di Punthuk Setumbu 
07.00     Lanjut ke Bukit Rhema
09.00     Berangkat ke Puncak Suroloyo
09.30     Tiba di Suroloyo
10.30     Berangkat ke Karst Tubing di Wates (dekat hotel)
11.30     Tiba di Karst Tubing, makan siang dan main body rafting
14.00     Puas bermain dan bersantai di tepi Sungai Konteng, kembali ke hotel untuk istirahat.
14.30     Tidur siang, nonton tv, leyeh-leyeh, update sosmed.
16.00     Jalan-jalan sore ke Angkringan Likman dan sekitarnya
19.00     Makan malam Gudeg Yu Djum

Kalau lihat itinerary kami, malam kami istirahat lebih cepat dan nggak keluyuran demi mengejar sunrise lagi keesokan harinya. Focus our time on dusk time! Strategi kami adalah, tidur di mobil dan menyetir bergantian. Hotel hanya untuk singgah, mandi dan tidur sebentar. Karena itu kami tinggal di hotel tanpa bintang dan tak masalah tanpa breakfast. Memang tak sempat breakfast di hotel. Hehe.

Kami tidak ingin melewatkan pagi pertama kami ke Yogya. Punthuk Setumbu sudah menjadi cita-cita dan inilah saat mewujudkannya. Mulanya aku berpikir, Punthuk Setumbu harus langsung hari pertama supaya masih punya kesempatan mengulang kalau matahari enggan berjumpa. 

Punthuk Setumbu



Biar foto yang berbicara.

Kalau kalian ke sana terlalu siang, yang terlihat adalah hamparan pemandangan hijau dan Borobudur dari kejauhan. Tanpa keajaiban tambahan. Silakan memilih tapi jangan keluar kata-kata : "Ah di sana biasa aja, ga ada apa-apa." (galak ya?)

No pain no gain, tanpa bangun subuh dan tiba di sana sebelum matahari terbenam. Tanpa berolahraga pagi, berjalan setapak demi setapak menaiki bukit. Kita tidak akan mendapatkan moment seperti ini.


Punthuk Setumbu adalah sebuah bukit setinggi kurang lebih 400 meter dpl yang terletak di gugusan Pegunungan Menoreh. Tiket masuk per orang 15k, parkir 5k. Pakai sendal jepit oke, tapi tanahnya cukup lengket dan menempel di alas kaki, yang sabar ya. Tersedia toilet yang cukup memadai untuk cuci kaki kok.

Untuk mencapai bukit ini sebenarnya tidak terlalu sulit. Dari depan Taman Wisata Candi Borobudur silahkan melaju menuju Hotel Manohara, kemudian lurus terus ke arah perbukitan Menoreh. Tak jauh dari situ ada pertigaan dan petunjuk arah bertuliskan Borobudur Nirvana Sunrise. Silahkan belok kanan mengikuti petunjuk arah hingga sampai di tempat parkir Bukit Punthuk Setumbu. (info njogja)

Waktu yang terbaik mengunjugi Punthuk Setumbu sebenarnya di bulan Juni-Juli karena daerah itu sedang musim kemarau dan matahari pagi lebih sering muncul dengan cerah. Posisi terbitnya pun lebih indah, di antara Gunung Merbabu dan Merapi. Begitulah yang aku baca. Yuk nanti kita pergi ke sana lagi untuk membuktikannya!

Kita lanjutkan cerita tentang objek wisata lainnya di postingan : Bukit Rhema, Gereja Ayam yang unik

Related Posts:

No comments:

Post a Comment